Meskipun sudah berjalan selama hampir satu tahun,
namun program mobil murah LCGC atau yang juga dikenal dengan sebutan kendaraan
bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2) masih terus menuai pro
dan kontra. Bahkan, di ajang kampanye Pilpres 2014 yang saat ini tengah
berlangsung, mobil murah LCGC menjadi salah satu materi yang mendapat sorotan khusus
dari calon presiden asal partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko
Widodo.
Calon Presiden yang berpasangan dengan Jusuf Kalla tersebut, sebagaimana ditulis laman kompas.com berencana untuk menambah arti dari istilah LCGC, yaitu tetap Low Cost Green Car dan Low Cost Gas Car jika kelak ia terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Menurutnya, akan ada dua pilihan untuk masyarakat yang
ingin membeli mobil pada segmen baru ini, yaitu tetap LCGC
(green car) atau LCGC (gas car), dan apabila ingin membeli
mobil murah konsumen dapat memilih gas
car, sementara jika ingin menggunakan bahan bakar murah (Premium)
masyarakat harus membeli mobil yang green
car karena untuk opsi ini tidak akan mendapat pembebasan PPnBM.
Konsep yang diutarakan oleh capres yang akrab di sapa
Jokowi tersebut didasarkan karena LCGC yang telah dibebaskan hingga 100 persen
dari pajak PPnBM ternyata malah turut andil dalam pembengkakan subsidi BBM.
Sementara itu, diluar pro dan kontra yang terus menerpa,
mobil murah LCGC juga dipercaya bakal menjadi penyelamat Indonesia pada masa mendatang.
Sebab LCGC dianggap mampu menjadi tameng dari gempuran mobil-mobil impor negara
tetangga yang bakal masuk secara bebas pada saat mulai berlakunya ASEAN
Economic Community atau yang lebih populer disingkat AFTA (ASEAN Free Trade
Area) pada awal tahun 2015 mendatang.
Peneliti dari Frost and Sullivan, Masaki Honda, memaparkan
bahwa program LCGC memiliki pengaruh yang besar terhadap pasar mobil nasional.
Bukan hanya sebagai tameng dari gempuran mobil-mobil murah Negara tetangga,
LCGC pun menurutnya mampu meningkatkan perkembangan industri otomotif nasional.
Menurutnya, mobil murah LCGC bak obat ajaib yang mampu mendorong industri
otomotif Indonesia naik ke level selanjutnya. (otomotif.kompas.com)
Program mobil murah yang digagas pemerintah melalui Kementrian
Perindustrian ini diperkirakan bakal membuka peluang kerja baru untuk lebih
dari 130.000 orang tenaga kerja. Dimana sebanyak 30.000 orang setidaknya bakal
dibutuhkan untuk buruh pabrik dan 100.000 orang lainnya untuk mengisi berbagai sektor
pendukung seperti jaringan layanan purna jual, bengkel dan lainnya.
Meluncur sejak September 2013, mobil murah LCGC
setidaknya sudah terjual lebih dari 12.000 unit di dalam negeri. Bahkan mobil
murah Toyota Agya
yang menjadi LCGC terlaris hingga saat ini, dan Suzuki Karimun
Wagon R sudah mulai diekspor ke beberapa Negara tetangga seperti
Filipina dan Pakistan.
0 komentar:
Posting Komentar