Kembali, kebijakan mobil murah LCGC menjadi sorotan setelah Kementerian Keuangan melayangkan surat kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mengevaluasi kembali program ini. Hal tersebut dipicu oleh masih banyaknya mobil-mobil LCGC yang tetap menggunakan bahan bakar bersubsidi atau jenis Premium meskipun telah dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar non-subsidi.
Penggunaan bahan bakar jenis Premium oleh mobil-mobil
LCGC tersebut dianggap semakin menambah beban subsidi BBM yang diberikan oleh
Negara. Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, sebagaimana dikutip dari laman
tempo.co, pihaknya concern pada
masalah subsidi bahan bakar ini dan ia berharap mobil-mobil murah LCGC mengkonsumsi BBM
nonsubsidi sesuai dengan janji dari Kementerian Perindustrian sebagai pelopor program
mobil 95 jutaan ini.
Berbeda dengan Menteri Keuangan, Wakil Gubernur DKI
Basuki Tjahaja Purnama punya pendapat sendiri mengenai hal ini, seperti ditulis
laman detik.com, menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, jika pemerintah benar-benar
ingin mengurangi beban subsidi BBM sekalian saja seluruh mobil pribadi dilarang
pakai premium.
Setuju dengan pak Wakil Gubernur, agar lebih adil
sepertinya memang sangat pas jika seluruh kendaraan roda empat, baik mobil
murah LCGC apalagi mobil-mobil non-LCGC yang terbilang mewah dilarang menggunakan
bahan bakar bersubsidi. Apalagi saat ini mobil-mobil
non LCGC jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan mobil-mobil LCGC.
Adapun untuk bahan bakar jenis Premium, dibatasi saja penggunaannya
hanya untuk kendaraan roda dua dan angkutan perkotaan (angkot). Dimana jelas-jelas
keduanya merupakan alat transportasi utama untuk rakyat menengah kebawah yang
pantas mendapat subsidi dari pemerintah.
Komentar Anda?
Sangat setuju sekali...!!!!!
BalasHapusKhan yg plat merah jg banyak ganti plat cm bwt antri premium., pdhl pajak & bbm dh masuk anggaran negara.
dari sudut pandang konsumen, beli mobil murah memang karena kemampuan dan anggaran yg terbatas serta bertujuan hemat. kalau lalu harus pake bbm yg mahal ya nggak jadi hemat dong pak? kalu saja mampu, konsumen lebih memilih mobil yg lebih bagus dan pake bbm non subsidi...tapi apa daya kemampuan belanja bulanan sudah diperhitungkan memiliki mobil murah dengan bbm premium. kalau dipaksa hrs non subsidi pasti mobilnya hanya bisa dipake sebulan atau 2 bln sekali...alias mubazir punya mobil. :-))
BalasHapusmobil dengan harga 150 juta ke atas yang seharusnya memakai non premium...
BalasHapus