Program mobil murah ramah lingkungan atau low cost and green car (LCGC) yang
sebelumnya dikabarkan bakal terancam dihentikan pada pemerintahan Presiden Joko
Widodo, sepertinya batal dilakukan dan masih tetap berlanjut.
Kepastian masih tetap bergulirnya program LCGC ini ditegaskan oleh wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) setelah mengadakan pertemuan dengan pihak Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebagaimana ditulis laman JPNN.com (Kamis, 13/11/2014).
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa
kelanjutan program mobil murah LCGC merupakan upaya untuk melindungi industri
otomotif dalam negeri dari serbuan produk sejenis yang diprediksi bakal segera hadir dari negara-negara
tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Kedua Negara tersebut saat ini diketahui
sudah memiliki mobil sejenis pada program yang juga serupa.
Adapun menanggapi beragam pernyataan berkaitan dengan sikap
Presiden Joko Widodo yang diketahui sangat menentang keras program ini sebelum
menjadi presiden, JK hanya menanggapi santai.
Menurutnya, sikap penolakan presiden Jokowi pada
program mobil 100 jutaan yang diisi oleh Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Wagon R dan Datsun
GO/GO+ ini merupakan sikapnya ketika menjabat sebagai seorang Gubernur. ”Kini
kan beliau sudah jadi presiden. Pandangan sudah luas. Namanya policy baik harus tetap didukung,”
belanya.
Program LCGC sendiri diketahui
telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam industri otomotif nasional. Gaikindo
mencatat, dari total penjualan mobil tahun ini yang berada diangka 2,2 juta
unit, sebanyak 13,7 persen merupakan mobil murah LCGC. Disamping itu, program LCGC
pun mampu membuka lapangan kerja yang tidak sedikit, sebab beragam komponen
yang melekat didalamnya wajib diproduksi di dalam negeri sesuai dengan
ketentuan utama dari program gagasan Kementrian Perindustrian ini.
0 komentar:
Posting Komentar